Sejarah Kute
Desa lawe Kulok dulunya adalah sebuah hutan hingga akhirnya menjadi sebuah kampung Lawe Kulok Gabungan karena kedatangan orang Tapanuli yang merantau ke Tanah Alas sekitar tahun 1900 Pada zaman Belanda. Menurut sejarah orang batak yang pertama datang ke kampung ini sehingga Mengapa Kampung ini dinamakan Desa Lawe Kulok Karena dulunya Hutan ini ( Desa Lawe Kulok) Banyak air dan ular.
Orang Tapanuli yang bermarga Batubara membeli hutan ini dari penduduk asli yang bernama Raja Muda. Akhirnya hutan ini dibuka menjadi perkampungan dan ditempati oleh sejumlah warga yang bermayoritas suku Batak dan beragama Kristen. Dibukalah hutan ini menjadi wilayah persawahan, perkebunan dimana masyarakat banyak menanam kelapa, kopi pisang dll. Sehingga menjadi mata pencarian masyarakat sehari-hari.
Adapun Batas-batas wilayah desa Lawe Kulok saat ini yaitu di sebelah Utara Berbatasan dengan Kampung Nangka, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kandang Mbelang Mandiri, Sebelah Timur Mbacang Racun, dan disebelah Barat dengan Desa Kutambaru Bencawan.
Adapun Pendiri Pertama Kute Lawe Kulok Adalah Bapak Meman Batu Bara dan berlanjut seterusnya kepada Kiuan Sihombang, Jansen Situmeang, Heber Situmeang, Arbinus Batubara, Arung Nababan, Pahala Sihombing, Parsaoran Simanungkalit. Lawe Kulok merupakan merupakan salah satu kute yang terletak di kemukiman Perintis Kecamatan Lawe Bulan Kabupaten Aceh Tenggara yang berjarak 3 km dari Ibu Kota Kecamatan yang wilayahnya terletak berdampingan dengan Kute Kampung Nangka Diselatan dan Kandang Mbelang Mandiri Disebelah barat. Kute Lawe Kulok terletak pada Kemukiman Perintis serta memiliki (tiga) dusun yaitu : Dusun Lawe Kulok, Terutung Sinapang, dan Dusun lumban Najagar, mayoritas penduduknya bermata pencarian sebagai petani, dan yang lainnya berdagang